Back

USD/IDR Dibuka Menguat, Rupiah Melemah ke 16.362 karena Rencana Tarif Timbal Balik Trump

  • USD/IDR dibuka menguat pada perdagangan sesi Asia di hari Senin, kini tengah bergerak di 16.362.
  • Rupiah Indonesia cenderung melemah hari ini, dengan support berada di sekitar 16.250 per Dolar AS.
  • Para pedagang akan menyoroti kesaksian semi-tahunan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di hadapan Kongres AS.

Pada awal perdagangan sesi Asia di hari Senin, pasangan mata uang USD/IDR dibuka di 16.317, kemudian bergerak ke atas hingga saat ini mencapai 16.362. Penguatan USD/IDR pada pagi ini didukung oleh Dolar AS yang meningkat sejak hari Jumat setelah Presiden AS mengumumkan rencana tarif timbal balik. Indeks Dolar AS (DXY) saat ini tengah diperdagangkan di 108,26 setelah ditutup di 108,31 pada hari Jumat minggu lalu.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana mengumumkan tarif timbal balik kepada banyak negara, yang akan diumumkan pada hari Senin atau Selasa. Namun, Trump belum menyebutkan negara-negara yang dimaksud. Selain itu, Trump juga mengumumkan bahwa akan memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada semua impor baja dan aluminium, yang menurutnya akan membuat industri AS kembali berjaya.

Di hari Jumat minggu lalu, Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis hari Jumat menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap stabil dan kuat. Hal ini berpotensi membuat Federal Reserve (The Fed) ragu untuk melakukan pemangkasan suku bunga. Pada bulan Januari, ekonomi AS mencatat penambahan 143.000 lapangan pekerjaan baru, walaupun para ekonom sebelumnya memprediksi kenaikan sebesar 170.000. Di sisi lain, Tingkat Pengangguran AS menunjukkan penurunan menjadi 4,0%, turun dari 4,1% sebelumnya, dan lebih baik dari ekspektasi yang mengharapkan tingkat akan tetap di 4,1%. Kini, para pedagang memprakirakan bahwa bank sentral AS hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga sepanjang tahun ini. Hal ini dapat memberikan dorongan pada nilai tukar Dolar AS dan membuat USD/IDR menguat.

Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, kekuatan kondisi ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktor yang menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah. Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, Ariston memprediksi nilai tukar Rupiah hari ini cenderung melemah ke arah 16.350 per Dolar AS, dengan potensi support di kisaran 16.250 per dolar AS, namun dengan meningkatnya data cadangan devisa Indonesia ke 156,1 miliar Dolar AS yang dilaporkan pekan lalu, dapat membantu membatasi pelemahan Rupiah.

Para pedagang saat ini sedang menunggu kesaksian semi-tahunan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di hadapan Kongres AS yang akan dilangsungkan pada hari Selasa dan Rabu, serta angka inflasi konsumen AS, untuk mendapatkan arah baru dalam pasar keuangan. Kesaksian Powell tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan terkait kebijakan moneter The Fed di masa depan, terutama terkait dengan inflasi dan suku bunga.
 

EUR/JPY bergerak di atas 156,50, kenaikan tampaknya terbatas karena meningkatnya peluang kenaikan suku bunga BoJ

EUR/JPY menghentikan penurunan tiga hari, diperdagangkan di sekitar 156,70 selama sesi Asia pada hari Senin.
Leia mais Previous

Manufacturing Output (MoM) Belanda Desember Merosot Ke -1% Dari Sebelumnya 1.3%

Manufacturing Output (MoM) Belanda Desember Merosot Ke -1% Dari Sebelumnya 1.3%
Leia mais Next