Nossos melhores spreads e condições

Harga Emas (XAU/USD) memasuki fase konsolidasi bullish dan berosilasi dalam kisaran di sekitar wilayah $3.230, sedikit di bawah puncak sepanjang masa yang baru disentuh selama sesi Asia pada hari Senin. Para pembeli berhenti sejenak di tengah kondisi yang sedikit jenuh beli pada grafik harian, meskipun latar belakang fundamental menunjukkan bahwa jalur yang paling mungkin bagi bullion tetap mengarah ke atas. Meskipun keputusan Presiden AS Donald Trump minggu lalu untuk menunda tarif timbal balik yang luas selama 90 hari, peningkatan tajam dalam ketegangan perdagangan AS-Tiongkok terus membebani sentimen investor dan mendukung logam mulia yang aman ini.
Sementara itu, aksi jual baru-baru ini di pasar obligasi AS meningkatkan kekhawatiran bahwa kepercayaan terhadap ekonomi AS semakin memudar. Selain itu, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa inflasi AS mendingin ke level terendah enam bulan di bulan Maret, menguatkan taruhan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera melanjutkan siklus pemangkasan suku bunganya. Selain itu, bank sentral AS diperkirakan akan menurunkan biaya pinjaman setidaknya tiga kali tahun ini. Ini telah menjadi faktor kunci di balik penurunan Dolar AS (USD) baru-baru ini ke level terendahnya sejak April 2022 dan seharusnya menjadi faktor lain yang bertindak sebagai pendorong bagi harga Emas yang tidak berimbal hasil, memvalidasi prospek positif.
Dari perspektif teknis, Relative Strength Index (RSI) harian berada sedikit di atas angka 70 dan menunjukkan kondisi yang sedikit terlampaui. Oleh karena itu, akan lebih bijaksana untuk menunggu konsolidasi jangka pendek atau pullback moderat sebelum para pedagang mulai memposisikan diri untuk kenaikan baru. Sementara itu, setiap penurunan korektif dapat dilihat sebagai peluang beli di dekat level angka bulat $3.200, yang, pada gilirannya, seharusnya membantu membatasi penurunan harga Emas di dekat wilayah $3.168-3.167. Yang terakhir ini seharusnya bertindak sebagai basis yang kuat dan titik kunci bagi para pedagang jangka pendek.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.